Pengantar Subnetting Pada IP Address Menggunakan Metode CIDR
Table of Contents
Kawan blogger, saya ingin share sedikit mengenai ilmu informatika berkaitan dengan masalah jaringan komputer, meskipun sejujurnya saya sangat awam tentang ilmu jaringan karena memang lebih suka bergelut dengan pemrograman. Namun, dengan sedikit bekal dasar-dasar ilmu jaringan yang saya tahu, saya ingin teman-teman yang sedang membutuhkan materi jaringan untuk pembelajaran ataupun tugas kuliah memiliki secuil referensi dari penjelasan singkat saya. Okey...
Materi jaringan apa yang akan kita pelajari? Sekarang kita belajar mengenai perhitungan subnetting. Sebelum kita melangkah lebih jauh membahas subnet, kita refreshing sejenak dengan menyegarkan ingatan tentang IP ya! Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Alamat IP terdiri dari 32 bit dan dituliskan menjadi 4 nilai numerik yang masing-masing bernilai 8 bit, contoh misalkan nomor IP 192.168.19.1 yang sebenarnya adalah 11000000 10101000 00010011 00000001 dimana :
• 11000000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 192
• 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 168
• 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19
• 00000001 merupakan bilangan binary 8 bit dari 1
Okey, lanjut ke pembahasan subnet. Apa itu subnetting? Subnetting adalah sebuah cara untuk membagi-bagi alamat IP. Alamat IP penting untuk dibagi-bagi karena persediaan IP address saat ini terbatas; disisi lain, laju pertumbuhan device-device yang tersambung dengan internet pun semakin banyak.
Sekarang, Bagaimana kita menghitung subnet? Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. Keempat masalah tersebut nantinya akan kita hitung bersama. Kemudian untuk melakukan proses perhitungan, kita memerlukan sebuah metode perhitungan. Metode yang kita gunakan adalah metode CIDR (Classless Inter-Domain Routing). Apa itu CIDR? Yaitu metode penghitungan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Namun yang biasa digunakan adalah kelas A, B, dan C saja.
Sebelumnya akan saya jelaskan pengelompokan subnet berdasarkan kelasnya :
• Kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet ke 4)
• Kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 3 dan 4)
• Kelas A : /8 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 2, 3, dan 4)
Pembahasan perhitungan masing-masing kelas akan saya sampaikan lewat posting lain, agar lebih spesifik.
Kemudian, untuk mempermudah perhitungan, berikut saya sajikan tabel daftar nilai CIDR beserta Subnet Masknya.
Jika ada dari teman-teman yang masih bingung, Nilai CIDR segitu kok menghasilkan Subnet Mask kayak gitu? bagaimana ceritanya? Misalkan, Nilai CIDR /9 mengapa menghasilkan 255.128.0.0? dan seterusnya sampai /30.
Saya ambilkan contoh yang nilai CIDR /9. /9 diambil dari penghitungan bahwa 9 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.10000000.00000000.00000000 (255.128.0.0). Maksudnya, dikatakan bernilai CIDR /9 karena jumlah biner 1 sebanyak sembilan.Lantas, Mengapa /9 bernilai subnet mask (255.128.0.0)?
subnet mask 255.128.0.0 jika dirubah dalam bentuk biner seperti diatas menghasilkan klasifikasi 4 oktet berikut :
oktet pertama : 11111111 terdiri dari 8 bit bernilai desimal 255
oktet kedua : 10000000 terdiri atas 8 bit dengan nilai desimal 128
oktet ketiga dan keempat bernilai 0.
itulah sebabnya, ketika keempat oktet digabung, maka nilai CIDR /9 menghasilkan 255.128.0.0. Begitu pula pada nilai CIDR lain. Silakan teman-teman hitung sendiri. Jika ada diantara teman-teman yang masih bingung, terutama tentang kegunaan dan fungsi nilai CIDR, akan saya perjelas ketika menjelaskan proses perhitungan subnet pada kelas A,B dan C.
Untuk sementara cukup sekian, apa yang dapat saya jelaskan. Mohon maaf jika masih kurang lengkap dan mendetail karena keterbatasan ilmu saya. Terima kasih....
Posted By