Sistem Biometrika, Sebuah Pengantar Dasar
Table of Contents
Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Contoh biometrika berdasarkan bagian tubuh dan tingkah laku manusia adalah sidik jari dan tanda tangan, keduanya digunakan untuk sistem pengenalan diri. Sistem pengenalan diri adalah sistem untuk mengenali identitas seseorang secara otomatis penggunakan teknologi komputer. Sistem ini akan mencari dan mencocokkan identitas seseorang dengan suatu basis data yang telah disiapkan melalui proses pendaftaran. Tentu saja sistem pengenalan diri tersebut berguna untuk meningkatkan keamanan sistem sehingga sangat penting bagi sistem untuk mampu mengenai target secara tepat.
Citra Biometrika |
Mengapa harus ada sistem biometrika? Sebelum teknologi biometrika bermunculan seperti sekarang, pengenalan identitas dilakukan secara tradisional. Sistem tradisional secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan pada sesuatu yang diketahui, seperti PIN dan password, dan berdasarkan sesuatu yang dimiliki, seperti kartu dan kunci. Kelemahan penggunaan kartu dan kunci adalah rawan hilang, mudah dicuri dan mudah di duplikasi. Sementara itu, penggunaan password dan PIN juga terjadi masalah, yaitu rawan lupa (tidak ingat password), dapat dibobol melalui algoritma brute-force, password tertebak oleh orang lain
Berbagai kelemahan sistem tradisional tadi memicu berkembangnya sistem biometrika. Pada sistem biometrika yang menggunakan bagian tubuh atau perilaku. Kelemahan sistem tradisional dapat terkurangi. Misalkan sistem pengenalan berbasis sidik jari, sulit rasanya melakukan duplikasi sidik jari untuk dipalsukan, juga tidak mungkin terlupakan atau hilang karena sidik jari selalu ada dalam diri orang yang bersangkutan selama masih hidup atau tidak cacat. Selain itu, sidik jari akan mengharuskan orang yang bersangkutan diharuskan hadir tanpa bisa diwakilkan, misalkan pada sistem absensi berbasis sidik jari (finger print) untuk para PNS, hal ini akan meminimalisir resiko kecurangan.
Namun, dibalik berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh sistem biometrika, teknologi tersebut memiliki tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi dibandingkan sistem tradisional. Sebagai contoh, sistem sidik jari membutuhkan sensor untuk menangkap dan mengkonversi sidik jari menjadi citra digital, kemudian menganalisis citra sidik jari untuk memperoleh fitur unik menggunakan teknik analisis citra, mencari dan mencocokkan fitur sidik jari dengan fitur acuan di basis data, akhirnya mengenali kembali apakah sidik jari tersebut sah atau tidak, dikenali atau tidak dikenali. Tentu proses ini cukup rumit untuk direalisasikan, namun bukan berarti tidak mungkin. Buktinya sudah banyak sistem yang telah ada.
Berbagai aplikasi berbasis sistem biometrika yang telah berkembang dewasa ini adalah sistem absensi, rekam medis, KTP, ATM, SIM, sistem keamanan untuk mengakses suatu ruangan, kamar hotel, smart card, forensik, identifikasi pelaku kejahatan, menentukan hubungan kekeluargaan, dsb. Pesatnya teknologi biometrika tentu disebabkan oleh faktor kemajuan teknologi dan tuntutan kebutuhan akan sistem keamanan yang canggih diberbagai bidang kehidupan.
Sumber materi : buku Sistem Biometrika : Konsep Dasar, Teknik Analisis Citra, dan Tahapan Membangun Aplikasi Sistem Biometrika oleh Darma Putra
Berbagai kelemahan sistem tradisional tadi memicu berkembangnya sistem biometrika. Pada sistem biometrika yang menggunakan bagian tubuh atau perilaku. Kelemahan sistem tradisional dapat terkurangi. Misalkan sistem pengenalan berbasis sidik jari, sulit rasanya melakukan duplikasi sidik jari untuk dipalsukan, juga tidak mungkin terlupakan atau hilang karena sidik jari selalu ada dalam diri orang yang bersangkutan selama masih hidup atau tidak cacat. Selain itu, sidik jari akan mengharuskan orang yang bersangkutan diharuskan hadir tanpa bisa diwakilkan, misalkan pada sistem absensi berbasis sidik jari (finger print) untuk para PNS, hal ini akan meminimalisir resiko kecurangan.
Namun, dibalik berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh sistem biometrika, teknologi tersebut memiliki tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi dibandingkan sistem tradisional. Sebagai contoh, sistem sidik jari membutuhkan sensor untuk menangkap dan mengkonversi sidik jari menjadi citra digital, kemudian menganalisis citra sidik jari untuk memperoleh fitur unik menggunakan teknik analisis citra, mencari dan mencocokkan fitur sidik jari dengan fitur acuan di basis data, akhirnya mengenali kembali apakah sidik jari tersebut sah atau tidak, dikenali atau tidak dikenali. Tentu proses ini cukup rumit untuk direalisasikan, namun bukan berarti tidak mungkin. Buktinya sudah banyak sistem yang telah ada.
Berbagai aplikasi berbasis sistem biometrika yang telah berkembang dewasa ini adalah sistem absensi, rekam medis, KTP, ATM, SIM, sistem keamanan untuk mengakses suatu ruangan, kamar hotel, smart card, forensik, identifikasi pelaku kejahatan, menentukan hubungan kekeluargaan, dsb. Pesatnya teknologi biometrika tentu disebabkan oleh faktor kemajuan teknologi dan tuntutan kebutuhan akan sistem keamanan yang canggih diberbagai bidang kehidupan.
Sumber materi : buku Sistem Biometrika : Konsep Dasar, Teknik Analisis Citra, dan Tahapan Membangun Aplikasi Sistem Biometrika oleh Darma Putra
Post a Comment