Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ada 7 Alasan, Mengapa Menggunakan Logika Fuzzy

Sejak zaman kuliah dulu, logika fuzzy menjadi salah satu metode favorit bagi mahasiswa untuk skripsinya. Sampai-sampai, ada dosen pembimbing yang tidak menerima proposal skripsi, jika ngotot menggunakan logika fuzzy. Kenapa? karena sudah terlalu banyak skripsi yang menggunakan logika fuzzy. Padahal algoritma komputer berkembang pesat tiap harinya. Tapi kalau untuk pembelajaran kecerdasan buatan. Bolehlah kita belajar logika fuzzy.  

Dalam logika klasik, kita mengenal logika yang bersifat biner. Logika ini diwakili oleh tipe ada bernama boolean. Logika yang hanya mengenal "Ya" atau "Tidak", "Benar" atau "Salah", "Baik" atau "Buruk". 

Sekilas, logika boolean ini memang komputer banget. Tegas dan berprinsip. Mirip sikap malaikat juga sepertinya. Jika Allah meminta Malaikat untuk bersujud, akan senantiasa bersujud hingga Allah tidak meminta sujud lagi. 

Bagaimana jika yang disuruh adalah manusia? Misalkan disuruh kerja. Manusia tentu akan bekerja. Apalagi jika manusia butuh duit. Pasti rajin banget kerjanya. Tapi, pekerjaan manusia tak selalu optimal. Kadang timbul rasa malas, agak malas, atau yang parah malas banget. Sehingga, mengukur kinerja manusia dengan prinsip boolean adalah hal yang sulit. 

Untungnya ada solusi, namanya logika fuzzy. Dikenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh tahun 1962. Belum lahir kan? Logika fuzzy memungkinkan ada nilai yang berada dalam rentang 0 dan 1. Memungkinkan ada istilah lain diantara "Ya" dan "Tidak". Misalkan "Ragu-ragu". Jadi, ada tiga pilihan, "Ya", "Ragu-Ragu" atau "Tidak". Makanya, teman-teman saya dulu suka sekali dengan logika fuzzy karena logikanya manusiawi banget. Logika yang memanusiakan manusia, katanya.    

Ilustrasi Logika Fuzzy

Jika ditanya, apa alasan memilih logika fuzzy? ini saya kutipkan 7 alasan mengapa menggunakan logika fuzzy. Dikutip dari buku Aplikasi Logika Fuzzy karya Sri Kusumadewi. Ternyata Sri Kusumadewei juga mengutip dari Cox (1994). Eh wait, cox kalau dibaca sambil ngegas kok kayak misuh-misuh ya? Astaghfirullah, mungkin perasaan saya saja. 

Simak, ketujuh alasan berikut:

Satu
Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Krena logika fuzzy menggunakan dasar teori himpunan, maka konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy tersebut mudah dimengerti.

Dua
Logika penalaran fuzzy sangat fleksibel. Artinya, mampu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan, serta ketidakpastian yang menyertai permasalahan. 

Tiga
Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data yang tidak tepat. Jika diberikan sekelompok data yang homogen, dan terdapat data yang "nyeleneh", maka logika fuzzy berkemampuan untuk menangani data "nyeleneh' itu. 

Empat
Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang kompleks. 

Lima
Logika fuzzy mampu mengaplikasikan pengalaman para pakar tanpa pelatihan. Dikenal dengan fuzzy expert system

Enam
Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali konvensional. Biasanya diaplikasikan di keilmuan teknik mesin atau teknik elektro.

Tujuh
Logika fuzzy mengacu ke bahasa alami. Menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dipahami. 

Oke. Itulah alasannya. Jika anda ditanya. Ya jawab aja dengan alasan yang menurut anda paling tepat. 

1 comment for "Ada 7 Alasan, Mengapa Menggunakan Logika Fuzzy"